Dia beri aku kesegaran,
Dia beri aku ketenangan,
Dia beri aku kenyamanan.
Aku bisa belajar belajar banyak hal darinya,
Aku bisa menangis padanya,
Aku bisa berteriak padanya,
Menumpahkan semua keluh kesahku.
Dia menerima semuanya.
Dia mampu menjadi teman yang netral,
Tidak memihak pada siapapun.
Dia mau memberi tanpa mengharapkan balasan,
Dia mau menerima tanpa pandang bulu,
Dia begitu sempurna bagi siapa saja yang datang padanya.
Yogyakarta, 13 Mei 2012
Destini Magdalena
HIDUP
Diposting oleh: Unknown - Sabtu, 14 Januari 2012
Seperti
berdiri di tengah kerumunan orang
Saat
kau berteriak tidak ada yang mendengar
Saat
kau bicara tidak ada yang memperhatikan
Saat
kau menangis tidak ada yang merasa iba
Roda
terus berputar tanpa henti
Jika
berhenti pasti ada yang salah
Ada
yang datang, ada yang pergi
Tidak
ada yang bisa tinggal di sini
Bagai
air yang mengalir
Begitulah
kau melangkah
Arus
tidak selalu membawamu ke tujuan
Karena
dia dapat menyesatkan
Lihatlah
di sekitarmu
Semua
orang kesana kemari
Mencari
jati diri mereka
Itulah
hidup
Yogyakarta,
31 Desember 2011
Destini
Magdalena
MENUNGGU
Diposting oleh: Unknown -
Detik demi detik ku lalui
Dengan harapan kau kan muncul di sana
Berulang kali kulihat jam di tangan
Tapi kau tak datang
Aku kecewa
Mengapa aku selalu menunggu
Sementara kau tidak
Apakah tidak ada kata lain untukku selain menunggu
Ku menanti dengan sabar
Karena ku yakin kau kan datang
Kau membuatku menunggu sekian lama
Tak pernah kau pikirkan aku
Aku lelah menunggu
Aku butuh kepastian darimu
Aku tidak mau menunggu lagi
Karenamu aku di sini
Yogyakarta, 8 Januari 2012
Destini Magdalena
GALAU
Diposting oleh: Unknown -
Aku hancur
Semuanya berkecamuk dalam hati
Aku tak bisa berpikir
Aku tak bisa mencerna apa yang ku dengar
Kemana harus pergi
Meninggalkan semua ini
Tak ada tempat yang pas untuk pergi
Lalu kemana
Tak ada arah yang di tuju
Jalan bercabang terbentang di depan
Mana yang ku pilih
Bagaimana kalau pilihan itu salah
Ku coba menenangkan hati
Berusaha berpikir jernih
Tapi aku jatuh lagi dan lagi
Aku gagal
Yogyakarta, 3 Januari 2012
Destini Magdalena
GORESAN PENA
Diposting oleh: Unknown -
Goresan pena memenuhi lembaran
Baris demi baris terisi dengan duri
Aku bertanya
Apakah itu
Keegoisan, kemunafikan, kebencian
Kau tumpahkan dalam goresan pena
Kau biarkan orang tahu
Kau biarkan orang menyapa
Apa yang kau inginkan
Tiap kata mengandung makna
Memberi arti sesungguhnya
Kritikan membuat marah, senang
Apa yang kau rasakan
Beda pendapat, satu tujuan
Kau bisa menyatukan semua
Tanpa ada duri di celahnya
Yogyakarta, 17 Desember 2011
Destini Magdalena
JENUH
Diposting oleh: Unknown -
Malam semakin larut, namun aku tidak dapat memejamkan mata untuk beristirahat sejenak. Sudah hampir seminggu, aku seperti orang yang menderita insomnia. Aku tidak tahu apa yang membuatku tak dapat tidur dan pergi ke dunia mimpi. Aku seperti orang bodoh. Aku tak bisa berbuat apa-apa. Hanya melongo, menatap layar di depanku tanpa bisa menulis atau mengerjakan sesuatu.
Ah, ada apa dengan diriku?
Semua jadwal yang telah aku rencanakan beberapa waktu lalu tidak dapat aku laksanakan. Aku berusaha, tetap tidak bisa. Tulisan yang harus aku selesaikan dalam waktu dua bulan belum juga selesai. Semua yang aku butuhkan untuk tulisan ini sudah ada di depan mata. Tetapi, setiap kali aku ingin memulainya, pasti rasa jenuh akan muncul dan semuanya berantakan. Aku butuh sesuatu yang baru, yang bisa membangkitkan semangatku.
"AKU PASTI BISA......"
"AKU PASTI BISA......"
TERIAKAN PAGI HARI
Diposting oleh: Unknown -
Ku dengar kicau burung bernyanyi ria menyambut pagi yang cerah. Anak-anak kecil bersenda gurau di sekitar rumah mereka. Tinggal di dalam perkampungan dengan rumah yang mungil dan sederhana tidak menyurutkan kegembiraan mereka sedikit pun. Ibu-ibu mulai berkumpul di salah satu warung di tengah perkampungan. Gelak tawa mereka mulai terdengar. Entah apa yang mereka bicarakan, aku pun tak tahu.
Tak lama ku dengar salah seorang ibu berkata kepada anaknya begini : “ Ayo sekolah, biar tambah besar dan pintar “. Sungguh semangat yang luar biasa di tengah kesusahan yang mereka hadapi. Mereka ingin anaknya lebih maju dibandingkan orang tuanya. Meskipun banyak kendala yang dihadapi, tetapi mereka tetap memberikan dukungan kepada anak-anak mereka untuk tetap menuntut ilmu.
Apakah kita juga punya semangat seperti mereka???
Semangat yang kita miliki tidak sama dengan semangat yang mereka miliki. Kita punya segalanya, tetapi kita menyalahgunakan apa yang kita punya untuk hal-hal yang tidak berguna. Orangtua kita masih mampu membiayai sekolah dan keperluan kita setiap hari. Tapi, apa yang terjadi? Kita menjadi malas, karena menganggap bahwa orangtua kita masih mampu membiayai, jadi untuk apa terburu-buru? Padahal orangtua kita sangat mengharapkan agar kita dapat menyelesaikan setiap jenjang pendidikan dengan baik dan sukses. Terkadang ada anak yang mempunyai masalah tersendiri dalam proses belajar yang tidak dimengerti oleh orangtua. Orangtua terus menuntut agar anaknya dapat menyelesaikan pendidikannya secepat mungkin, entah karena gengsi dengan anak tetangga yang lebih dulu selesai atau apalah alasannya. Tetapi imbasnya, anak tersebut akan merasa tertekan, malas dan bisa jadi putus asa.
Teman, jika kita mengabaikan pendidikan maka cita-cita yang kita harapkan tidak akan tercapai. Berusahalah sebisa mungkin selagi orangtua kita masih mampu menyekolahkan kita. Jangan disia-siakan kesempatan yang ada. Kita patut bersyukur karena kita masih di beri kesempatan untuk meraih cita-cita. Coba lihat anak-anak yang hidup di jalanan, mereka ingin seperti kita. Anak-anak di desa yang hidup seadanya punya semangat yang tinggi untuk bersekolah. Seharusnya kita yang masih mampu merasa malu karena mereka yang hidup seadanya punya semangat dan cita-cita yang tinggi…..
Langganan:
Postingan (Atom)